وَلاَ تَظُنَّ
إِذَا صُمْتَ أَنَّ الصَّوْمَ هُوَ تَرْكُ الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ وَالْوِقَاعِ
فَقَطْ، فَقَدْ قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ
لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوْعُ وَالْعَطَشُ
Hendaklah engkau tidak
menyangka bahwa yang dimaksud dengan berpuasa hanyalah sekedar meninggalkan
makan, minum dan tidak melakukan hubungan badan di siang hari. Sungguh
Rasulullah SAW telah bersabda: “Berapa banyak orang yang berpuasa, namun
tidak mendapatkan apa-apa dari puasa yang ia lakukan itu, kecuali hanya lapar
dan dahaga.”
بَلْ تَمَامُ
الصَّوْمِ بِكَفِّ الْجَوَارِحِ كُلِّهَا عَمَّا يَكْرَهُ اللهُ تَعَالَى، بَلْ
يَنْبَغِيْ أَنْ تَحْفَظَ الْعَيْنَ عَنِ النَّظَرِ إِلَى الْمَكَارِهِ،
وَاللِّسَانَ عَنِ النُّطْقِ بِمَا لاَ يَعْنِيْكَ، وَاْلأُذْنَ عَنِ
اْلاِسْتِمَاعِ إِلَى مَا حَرَّمَهُ اللهُ تَعَالَى
Namun sempurnanya puasa
adalah dengan memelihara seluruh anggota badan dari segala hal yang dibenci
Allah Ta’ala. Oleh karena itu hendaklah engkau memelihara mata dari melihat ke
arah hal-hal yang tidak disukai Allah, menjaga lisan dari mengucapkan sesuatu
yang tidak bermanfaat, menjaga telinga dari mendengarkan hal-hal yang
diharamkan Allah Ta’ala.
فَإِنَّ
الْمُسْتَمِعَ شَرِيْكُ الْقَائِلِ وَهُوَ أَحَدُ الْمُغْتَابِيْنَ، وَكَذَلِكَ
تَكُفُّ جَمِيْعَ الْجَوَارِحِ كَمَا تَكُفُّ الْبَطْنَ وَالْفَرْجَ، فَفِي
الْخَبَرِ: خَمْسٌ يُفَطِّرْنَ الصَّائِمَ: الْكَذِبُ، وَالْغِيْبَةُ،
وَالنَّمِيْمَةُ، وَالْيَمِيْنُ الْكَاذِبَةُ، وَالنَّظَرُ بِشَهْوَةٍ
Karena orang yang
mendengarkan memiliki kedudukan yang sama dengan orang yang mengucapkan, dan
dia termasuk salah seorang dari orang yang melakukan ghibah (bila yang
didengarkannya itu adalah ghibah). Demikian pula engkau harus menjaga seluruh
anggota badanmu dari segala hal yang menyebabkan dosa sebagaimana engkau pun
harus menjaga perut dan kemaluanmu dari memperturutkan syahwat. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa
Rasulullah SAW bersabda: “Lima hal yang dapat membatalkan (pahala) puasa
orang yang berpuasa: berdusta, bergunjing (ghibah), mengadu domba, bersumpah
palsu, dan melihat dengan diiringi syahwat.”
وَقَالَ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّمَا الصَّوْمُ جُنَّةٌ، فَإِذَا كَانَ
أَحَدُكُمْ صَائِمًا فَلاَ يَرْفُثْ، وَلاَ يَفْسُقْ، وَلاَ يَجْهَلْ، فَإِنِ
امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّيْ صَائِمٌ
Dan dalam hadits yang lain
Rasulullah SAW juga bersabda: “Sesungguhnya puasa itu adalah perisai. Oleh
karena itu, apabila salah seorang dari kalian sedang berpuasa hendaklah ia
tidak mengucapkan kata-kata kotor, berbuat maksiat dan berbuat kebodohan.
Apabila ada orang yang mengajaknya berkelahi atau memakinya, maka hendaklah ia
berkata, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa.’”
ثُمَّ
اجْتَهِدْ أَنْ تُفْطِرَ عَلَى طَعَامٍ حَلاَلٍ، وَلاَ تَسْتَكْثَرْ فَتَزِيْدَ
عَلَى مَا تَأْكُلُهُ كُلَّ لَيْلَةٍ، فَلاَ فَرْقَ إِذَا اسْتَوْفَيْتَ مَا
تَعْتَادُ أَنْ تَأْكُلَهُ دُفْعَتَيْنِ فِيْ دَفْعَةٍ وَاحِدَةٍ، وَإِنَّمَا
الْمَقْصُوْدُ بِالصِّيَامِ كَسْرُ شَهْوَتِكَ وَتَضْعِيْفُ قُوَّتِكَ لِتَقْوَى
بِهَا عَلَى التَّقْوَى
Kemudian
berusahalah engkau untuk berbuka dengan makanan yang halal, dan janganlah
engkau menambah porsi makanmu melebihi yang biasa engkau makan pada setiap
malamnya. Karena
jika itu yang engkau lakukan, sama saja engkau membiasakan makan dua kali
menjadi satu kali. Yakni makan satu kali namun porsinya untuk dua kali makan.
Padahal tujuan berpuasa adalah untuk menghancurkan syahwatmu dan melemahkan
kekuatanmu yang dengannya engkau akan menjadi kuat dalam melaksanakan ketaatan
kepada Allah SWT.
فَإِذَا
أَكَلْتَ عَشِيَّةً مَا تَدَارَكْتَ بِهِ مَا فَتَكَ ضَحْوَةً، فَلاَ فَائِدَةَ
فِيْ صَوْمِكَ، وَقَدْ ثَقُلَتْ عَلَيْكَ مَعِدَتُكَ، وَمَا وِعَاءٌ أَبْغَضُ
إِلَى اللهِ تَعَالَى مِنْ بَطْنٍ مُلِىءَ
مِنْ حَلاَلٍ، فَكَيْفَ إِذَا مُلِىءَ مِنْ حَرَاِمٍ؟
Jika
engkau memakan di malam hari makanan apa saja yang tidak dapat kau makan di
siang hari karena berpuasa, maka tidak ada artinya puasa yang engkau lakukan
itu, dan sungguh perutmu akan menjadi berat karena kekenyangan. Padahal tidak ada wadah yang
paling dibenci Allah Ta’ala melebihi perut yang penuh (kekenyangan) dengan
makanan yang halal. Lalu, bagaimana bila perut itu penuh (kekenyangan) dengan
barang yang haram?
فَإِذَا
عَرَفْتَ مَعْنَى الصَّوْمِ فَاسْتَكْثِرْ مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتَ، فَإِنَّهُ
أَسَاسُ الْعِبَادَاتِ، وَمِفْتَاحُ الْقُرُبَاتِ، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَالَ اللهُ تَعَالَى: كُلُّ حَسَنَةٍ بِعَشْرِ
أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلاَّ الصَّوْمَ، فَإِنَّهُ لِيْ
وَأَنَا أَجْزِيْ بِهِ
Apabila
engkau telah memahami makna puasa, maka perbanyaklah melakukannya sebatas
kemampuanmu, karena puasa adalah dasar (asas) dari ibadah dan kunci
pendekatakan diri kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda: “Allah SWT berfirman: “Setiap
kebaikan akan memperoleh balasan (pahala) sepuluh hingga tujuh ratus kali
lipat, kecuali puasa. Karena puasa itu untuk-Ku, maka Akulah yang dapat
membalasnya.”
وَقَالَ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَخُلُوْفُ فَمِ
الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ، يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى
عَزَّ مِنْ قَائِلٍ: إِنَّمَا يَذَرُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ وَشَرَابَهُ مِنْ
أَجْلِيْ، فَالصَّوْمُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِيْ بِهِ
Rasulullah
SAW bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman tangan-Nya,
sungguh bau tidak sedap mulut orang yang sedang berpuasa lebih wangi di sisi
Allah daripada aroma minyak misik. Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya ia meninggalkan syahwatnya, makan dan minumnya karena Aku. Maka
puasa itu untukku dan Akulah yang akan membalasnya.”
وَقَالَ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لِلْجَنَّةِ بَابٌ يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ،
لاَ يَدْخُلُهُ إِلاَّ الصَّائِمُوْنَ
Rasulullah SAW juga bersabda:
“Di dalam Surga terdapat sebuah pintu yang disebut ar-Rayyan. Pintu itu
tidak akan dimasuki oleh siapa pun kecuali orang-orang yang berpuasa.”
Sumber: Kitab Bidayah al-Hidayah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar