Sabtu, 27 Mei 2017

Kajian Fiqih Praktis Puasa Ramadhan (Bagian Kedua)



Keutamaan Puasa

Ada banyak keutamaan yang terkandung di dalam ibadah puasa. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
 الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ وَإِنْ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ يَتْرُكُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِي الصِّيَامُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا

“Puasa itu benteng, maka (orang yang melaksanakannya) janganlah berbuat kotor (rafats) dan jangan pula berbuat bodoh. Apabila ada orang yang mengajaknya berkelahi atau menghinanya maka katakanlah, “Aku sedang berpuasa.” (ia mengulang ucapannya dua kali). Dan demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang sedang puasa lebih harum di sisi Allah Ta’ala daripada harumnya minyak misik, karena dia meninggalkan makanannya, minuman dan nafsu syahwatnya karena Aku (Allah). Puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya dan setiap satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa.” (HR Bukhari).


  1. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ

“Bila bulan Ramadhan tiba, maka dibukalah pintu-pintu surga, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan pun dibelenggu.” (HR Muslim).

Ketika menjelaskan makna hadits di atas, al-Qadhi berkata, “Pengertian dibukanya semua pintu surga oleh Allah SWT adalah agar para hamba-Nya senantiasa berbuat ketaatan pada bulan tersebut, yang mana kesempatan itu tidak terdapat pada bulan-bulan lain di luar Ramadhan. Sedangkan ditutupnya seluruh pintu neraka dan dibelenggunya setan mengandung pengertian agar manusia menghindari berbagai macam pelanggaran.”

Sementara al-Hulami berkata, “Pembelengguan setan merupakan sebuah kiasan dari ketatnya penjagaan pada bulan Ramadhan. Artinya, tidak mudah bagi setan untuk menganggu kaum Muslimin pada bulan Ramadhan karena mereka menyibukkan diri dengan berbagai macam ibadah kepada Allah, menahan segala macam dorongan hawa nafsu serta menyibukkan diri dengan berpuasa, membaca al-Qur’an dan berdzikir.”

Sedangkan ulama lainnya ada yang berkata, “Dibukanya pintu surga merupakan kiasan bagi diturunkan-Nya rahmat dan dihilangkan-Nya berbagai macam rintangan yang menghalangi naiknya amal saleh. Sementara ditutupnya pintu neraka merupakan kiasan dari bersihnya jiwa orang-orang yang berpuasa dari perbuatan keji dan keinginan untuk berbuat maksiat.”

  1. Dari Umamah ra, ia bercerita:
 أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ مُرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ قَالَ عَلَيْكَ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَا عِدْلَ لَهُ ثُمَّ أَتَيْتُهُ الثَّانِيَةَ فَقَالَ عَلَيْكَ بِالصِّيَامِ

“Aku mendatangi Rasulullah SAW, kemudian berkata, “Perintahkanlah padaku suatu amalan yang bisa memasukkanku ke surga.” Rasulullah SAW bersabda, “Berpuasalah karena ia merupakan amalan yang tidak ada tandingannya.” Kemudian aku mendatangi beliau untuk yang kedua kalinya. Beliau pun bersabda, “Berpuasalah.” (HR Ahmad, an-Nasa’i dan al-Hakim).

  1. Dari Sahl bin Sa’ad ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ

“Sesungguhnya di dalam surga itu ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada hari Kiamat tidak akan ada orang yang masuk ke surga melewati pintu itu kecuali para shaimun (orang-orang yang berpuasa). Tidak akan ada seorang pun yang masuk melewati pintu tersebut selain mereka. Lalu dikatakan kepada mereka, “Mana para shaimun?” Maka para shaimun berdiri menghadap. Tidak akan ada seorang pun yang masuk melewati pintu tersebut selain mereka. Apabila mereka telah masuk semuanya, maka pintu itu ditutup dan tidak akan ada seorang pun yang masuk melewati pintu tersebut.” (HR Bukhari dan Muslim).

  1. Dari Abu Said al-Khudri ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
لَا يَصُومُ عَبْدٌ يَوْمًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا بَاعَدَ ذَلِكَ الْيَوْمُ النَّارَ عَنْ وَجْهِهِ سَبْعِينَ خَرِيفًا

“Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah, kecuali puasa satu hari itu akan menjauhkannya dari api neraka selama tujuh puluh musim.” (HR Tirmidzi dan ia katakan bahwa hadits ini hasan shahih).

  1. Dari Abdullah bin Amr bin al-‘Ash ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ قَالَ فَيُشَفَّعَانِ

“Puasa dan al-Qur’an kelak pada hari Kiamat akan memberi syafa’at kepada seorang hamba. Puasa berkata, “Duhai Rabb, aku telah menahannya dari makanan dan nafsu syahwat di siang hari, maka izinkahlah aku memberi syafa’at kepadanya.” Dan al-Qur’an berkata, “Aku telah menahannya dari tidur di malam hari, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya.” Beliau melanjutkan sabdanya, “Maka keduanya (puasa dan al-Qur’an) pun akhirnya memberi syafa’at kepadanya.” (HR Ahmad).

  1. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ نُودِيَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا خَيْرٌ فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلَاةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلَاةِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا عَلَى مَنْ دُعِيَ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ مِنْ ضَرُورَةٍ فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ كُلِّهَا قَالَ نَعَمْ وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menginfakkan dua jenis (berpasangan) dari hartanya di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu surga, (lalu dikatakan kepadanya), “Wahai hamba Allah, inilah kebaikan (dari apa yang kamu amalkan).” Maka barangsiapa dari kalangan ahli shalat dia akan dipanggil dari pintu shalat dan barangsiapa dari kalangan ahli jihad dia akan dipanggil dari pintu jihad dan barangsiapa dari kalangan ahli puasa (shiyam) dia akan dipanggil dari pintu ar-Rayyan dan barangsiapa dari kalangan ahli sedekah dia akan dipanggil dari pintu sedekah.” Lantas Abu Bakar ra berkata, “Demi bapak dan ibuku (sebagai tebusan) untukmu wahai Rasulullah, jika seseorang dipanggil di antara pintu-pintu yang ada itu sebuah kepastian, namun apakah mungkin seseorang akan dipanggil dari semua pintu?” Beliau SAW menjawab, “Benar, dan aku berharap kamu termasuk di antara mereka.” (HR Bukhari).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar