Lagi-lagi para Wahabi melakukan kebohongan demi
mempertahankan dan membela ajaran-ajarannya, sudah banyak kitab-kitab yang dirusak keasliannya dan pemutarbalikan fakta yang terus
dihalalkan oleh Wahabi.
Kali ini mereka mencatut kembali nama Imam Syafi'i. Perkataan ulama-ulama
mereka dinisbatkan kepada Imam Syafi'i (Na’udzubillah), padahal Imam Syafi'i sama sekali tidak pernah mengatakan hal itu.
Aqidah mereka (kaum Wahabi) adalah Allah ada di atas langit. Yang demikian itu banyak tertulis di website-website, artikel, dan majalah Wahabi yang disebar, lalu dikutip
oleh pengikut-pengikutnya (secara taklid). Sebut saja dalam link http://almanhaj.or.id/content/3343/slash/0/aqidah-imam-syfii-allah-subhanahu-wa-taala-ada-di-atas/ .
Di mana artikel yang tersebut isinya hanya berisi pendapat-pendapat
ulama mereka saja, lalu pada paragraf akhir baru disebutkan pendapat
Imam Syafi'i dalam Mukhtashar Al ‘Uluw, seperti terkutip berikut ini :
Demikian, aqidah Imam Syafi’i rahimahullah yang terangkum dalam pernyataan beliau berikut ini:
قال الإمام الشافعي رحمه الله(204ه) (القول في السُّنة التي أنا عليها
ورأيت أصحابنا عليها أهل الحديث الذين رأيتهم وأخذت عنهم مثل سفيان ومالك
وغيرهما الإقرار بشهادة أن لا إله إلا الله , وأن محمداً رسول الله وأن
الله تعالى على عرشه في سمائه يَقرُب من خلقه كيف شاء وأن الله تعالى ينزل
إلى السماء الدنيا كيف شاء.
“Konsep ajaran Islam yang aku pegangi dan dipegangi orang-orang yang
aku ketahui, semisal Sufyan (ats-Tsauri), (Imam) Mâlik dan lain-lain,
(ialah) pengakuan terhadap persaksian bahwasanya tidak ada sesembahan
yang berhak diibadahi selain Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah
utusan Allah. Sesungguhnya Allah di atas ‘Arsy, mendekati
makhluk-makhluk-Nya sesuai dengan kehendak-Nya, dan turun ke langit bumi
sesuai dengan kehendak-Nya”. (Mukhtashar ‘Uluw).
BANTAHAN UNTUK WAHABI !!
Apa yang dikatakan dan dinukil oleh kaum Wahâbi di atas
adalah kepalsuan belaka atas nama Imam Syafi’i! Ia adalah produk seorang
pemalsu yang tidak punya malu! Dokumen ucapan Imam Syafi’i itu dapat
Anda temukan dalam kitab Mukhtashar al Uluw: 176 dan juga dalam kitabnya
Ibnu Qayyim al Jauziyah (penjaja akidah Tajsîmnya Ibnu Taimiyah) yang
berjudul Ijtimâ’ al Jusyûsy dengan redaksi sebagai berikut:
روى شيخ الإسلام أبو الحسن الهكاري ، والحافظ أبو محمد المقدسي بإسنادهم إلى أبي ثور وأبي شعيب كلاهما عن الإمام محمد بن إدريس الشافعي ناصر الحديث رحمه الله قال: القول في السنة التي أنا عليها ورأيت أصحابنا عليها أهل الحديث الذين رأيتهم وأخذت عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الاقرار بالشهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله ، وأن الله تعالى على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء وأن الله ينزل إلى السماء الدنيا كيف شاء . . . وذكر سائر الاعتقاد ”
“Syeikhul Islam Abul Hasan al Hakâri dan al Hafidz Abu Muhammad al
Maqdisi dengan sanad mereka kepada Abu Tsaur dan Abu Syu’aib keduanya
dari Imam Muhammad bin Idris asy Syafi’i –pembela Sunnah- semoga rahmat
Allah atasnya, ia berkata, "Pendapat (yang benar) yang sesuai dengan
Sunnah yang saya yakini dan saya saksikan para ulama kami dan para Ahli
Hadis yang saya belajar (agama) dari mereka seperti Sufyan ats Tsauri,
Malik dan lainnya meyakininya adalah: Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain
Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Dan sesungguhnya Allah –Ta’âla-
berada di atas Arsy-Nya di atas langit sana, Dia mendekat dari
ciptaan-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Dan bahwa Allah turun ke langit
terdekat (dengan bumi) sesuai dengan yang Dia kehendaki.” (kemudian
beliau menyebut seluruh poin akidah).
Para Perawi Dokumen Ucapan Imam Syafi’i Adalah Para Pembohong!
Perhatikan perawi pertama yaitu al Hakâri. Dia adalah seorang gembong
pembohong besar/kadzdzâb! Adz Dzahabi dalam Mîizân-nya,3/112 berkata:
قال أبو القاسم بن عساكر : لم يكن موثوقاً به ، وقال ابن النجار : متهم بوضع الحديث وتركيب الأسانيد
Abul Qâsim bin ‘Asâkir berkata, “Ia tidak dapat dipercaya. Ibnu an
Najjâr berkata, “Ia tertuduh gemar memalsu hadis dan menyusun sanad
(untuk dirakitkan dengan teks hadis/ucapan sahabat atau lainnya).”
Ibnu Hajar dalam Lisân al Mîzân-nya, 4/159 berkata:
وكان الغالب على حديثه الغرائب والمنكرات ، وفي حديثه أشياء موضوعة ورأيت بخط بعض أصحاب الحديث أنه كان يضع الحديث بأصبهان
وقال ابراهيم بن محمد بن سبط ابن العجمي ابو الوفا الحلبي الطرابلسي في كتابه “الكشف الحثيث عمن رمى بوضع الحديث الجزء الاول صفحة 184: علي بن أحمد شيخ الإسلام أبو الحسن الهكاري قال بن النجار متهم بوضع الحديث وتركيب الأسانيد قاله الذهبي في ترجمة عبد السلام بن محمد”
“Dan yang dominan dalam hadis riwayatnya adalah hadis-hadis Gharîb dan
Munkar. Dan dalam hadisnya banyak hal palsu. Dan aku menyaksikan
(kesaksian) dengan tulisan tangan sebagian Ahli Hadis bahwa dia adalah
telah memalsu hadis di kota Isfahan.
Ibrahim bin Muhammad bin Sibth bin al ‘Ajami; Abul Wafâ’ al Hulli ath
Taharblusi dalam kitabnya al Kasyfu al Hatsîts:184 (buku yang
mengungkap para parawi yang tertuduh sebagai pemalsu hadis): Ali bin
Ahmad Syeikhul Islam Abul Hasan al Hakâri. Ibnu Najjâr berkata, “Ia
tertuduh sebagai pe,malsu hadis dan menyusun mata rantai sanad. Demikian
dikatakan adz Dzahabi ketika menyebut biodata Abdus Salâm bi Muhammad.”
Perawi Kedua:
Nama perawi lain yang harus segera Anda teliti adalah Abu Syu’aib. Ia
mengklaim bahwa ia menukil akidah itu dari Imam Syafi’i. Coba kita
perhatikan baik-baik! Ternyata ia baru lahir dua tahun setelah wafat
Imam Syafi’i! Demikian ditegaskan dalam kitab Târîkh Baghdad, 9/436.
Adapun akidah yang dinisbatkan kepada Imam Syafi’i dari riwayat Abu
Thalib al ‘Usyâri seperti yang disebutkan dalam kitab Thabaqat karya Abu
Ya’la, 1/283 dan kitab Ijtimâ’ al Juyûsy al Islamiyah: 165 adalah tidak
benar! Sanadnya tidak shahih kepada Imam Syafi’i. Kendati sebagian orang
berusaha memasarkan akidah itu dengan mengatasnamakan Imam Syafi’i. Pada mata rantai
sanadnya terdapat seorang pembohong besar dan pemalsu hadis/kadzdzâb
wadhdhâ’ yaitu Abul ‘Izz Ahmad bin Ubaidullah bin Kâdisy (W.526).
Dalam Mîzân-nya,1/118 adz Dzahabi berkata tentangnya:
قال ابن النجار : كان ضعيفا في الرواية ، مخلطا كذابا ، لا يحتج به ،
وللأئمة فيه مقال.قال السمعاني : كان ابن ناصر يسيء القول فيه . وقال عبد
الوهاب الأنماطي : كان مخلطا .
“Ibnu Najjâr berkata, “Ia seorang yang lemah dalam periwayatan. Kacau
balau riwayatnya. Seorang pembohong. Tidak boleh dijadikan hujjah. Para
imam/ulama besar telah berbicara banyak tentangnya.
As Sam’âni berkata, “Ibnu Nâshir menilai buruk tentangnya.”
Abdul Wahhâb al Anmâthi berkata, “Ia seorang yang kacau riwayatnya.”
As Sam’ani juga berkata, “Aku mendengar Nâshir berkata, “Aku
mendengarIbrahim bin Sulaiman berkata, “Aku mendengar Abul ‘Izz ibn
Kâdisy berkata, ‘Aku telah memalsu hadis atas nama Rasulullah saw.” ia
telah mengakuinya di hadapanku.
Al hasil kegemarannya dalam memaslu hadis tidak samar bagi para
ulama. Dia juga gemar memalsu hadis yang menmuji-muji Sayyidina Abu
Bakar ra. Dan dia menganggapnya sebagai amal kebajikan. Lebih lanjut
baca Lisân al Mîzân, 1/218.
Adapun al Usyâri.
Adapun al Usyâri Abu Thalib Muhammad bin Ali al Usyari (W.452 H)
kendati ia dinilai sebagai seorang yang shadûq akan tetapi karena
keluguan dan kelengahannya ia menyampaikan banyak hadis palsu termasuk
tentang keutamaan bulan Sya’ban dan juga akidah yang diatasnamakan Imam
Syafi’i. Demikian ditegaskan oleh adz Dzahabi dalam Mîzân-nya, 3/656 dan
Ibnu Hajar dalam Lisân al Mîzân-nya,5/301.
Sampai di sini jelaslah bagi Anda bagaimana kualitas dokumen yang
dibanggakan kaum Wahhâbi dalam membangun akidah miring mereka!
Mereka siap menerima kepalsuan demi mazhab mereka bahwa mereka tidak
segen-segan juga memalsu riwayat demi mendukung akidah menyimpang mazhab
mereka!
الحمد لله شكرا جزيلا وجزاكم الله أحسن الجزاء
BalasHapusteruskan perjuangan...