Kamis, 28 April 2016

Menelusuri Ruh dan Jiwa

Ruh adalah hakikat dari manusia yang dengannya manusia dapat hidup dan mengetahui segala sesuatu. Dalam al Qur'an dijelaskan, Allah SWT meniupkan ruh ke dalam tubuh Adam AS untuk menghidupkannya (QS as-Sajadah [32]: 9). Demikian juga ke dalam rahim Maryam ketika mengandung Isa AS (QS al-Anfal [8]: 12 dan 66).

Ruh merupakan zat murni yang tinggi, hidup, dan hakikatnya berbeda dengan tubuh. Tubuh dapat diketahui dengan pancaindera, sedangkan ruh menelusup ke dalam tubuh sebagaimana menelusupnya air di dalam bunga, tidak larut dan tidak terpecah-pecah, untuk memberi kehidupan pada tubuh selama tubuh itu mampu menerimanya.

Dalam al Qur'an, ruh terkadang diartikan dengan malaikat dan wahyu. Di samping itu, beberapa pakar tafsir mengartikan ruh dengan jiwa. Dalam al Qur'an kata an-nafs diartikan dengan jiwa. Seperti kata-kata an-nafs al-mutma’innah (jiwa yang tenang) pada Surah al-Fajr [89]: 27. Dalam ayat ini bisa dimaknai, kata ruh mempunyai pengertian yang sama dengan an- nafs. Adapun perbedaannya terletak pada penggunaannya saja.

Bolehkah Makmum Membaca Qunut Subuh, Sedangkan Imam Tidak Berqunut?

Sebagaimana yang kita pahami bersama bahwa dalam madzhab Syafi’i membaca doa qunut ketika shalat Subuh hukumnya adalah sunnah. Sunnah dalam konteks ini adalah sunnah ab‘adh sehingga jika terlewatkan disunnahkan untuk melakukan sujud sahwi.

Lantas bagaimana jika imam tidak mengakui legalitas syar’i (masyru’) membaca doa qunut dalam shalat Subuh, sedangkan makmum mengakuinya. Tetapi pihak imam memberikan kesempatan kepada makmum untuk membaca doa qunut karena menghormatinya?

Dalam konteks ini apa yang dilakukan imam patut kita apresiasi. Misalnya, seandainya penganut madzhab Syafi’i yang mengakui kesunnahan membaca doa qunut dalam shalat Subuh bermakmum kepada orang yang menganut madzhab Hanafi yang notebene tidak menganggap kesunnahannya, kemudian ia sebagai imam berhenti sejenak setelah ruku' untuk memberikan kesempatan kepada makmumnya untuk membaca doa qunut, maka makmum hendaknya membaca qunut.

Dahi Hitam sebagai Bekas Sujud?

Ayat yang terkait masalah atsar sujud adalah firman Allah Ta’ala: “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengannya adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari atsarussujud (bekas sujud).” (QS. al Fath: 29).

Penjelasan mufassirin (ulama tafsir ) tentang makna bekas sujud.

Bagaimanakah penafsiran para ulama mengenai makna atsarussujud (bekas sujud) dalam ayat diatas ?

Rabu, 27 April 2016

Hukum Jual-Beli Ginjal dan Organ Manusia Lainnya

Para ulama berbeda pendapat perihal jual organ tubuh manusia ini. Perbedaan pendapat ini muncul disebabkan perbedaan cara pandang mereka melihat sejauh mana tingkat maslahat dan mafsadat dari jual-beli organ tubuh manusia dan seberapa vital organ yang diperjualbelikan itu.

Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijiri secara tegas mengharamkan jual-beli organ tubuh manusia. Menurutnya, menjual organ tubuh dapat merusak fisik manusia. Berikut ini kutipannya:

حكم بيع أعضاء الإنسان: لا يجوز بيع العضو أو الجزء من الإنسان قبل الموت أو بعده، وإذا لم يحصل عليه المضطر إلا بثمن جاز الدفع للضرورة، وحَرُم على الآخذ. وإن وهب العضو أو الجزء بعد الموت لأي مضطر، وأُعطي مكافأة عليها قبل الموت جاز له أخذها. ولا يجوز للإنسان حال الحياة أن يبيع أو يهب عضواً من أعضائه لغيره؛ لما في ذلك من إفساد البدن، وتعطيله عن القيام بما فرض الله عليه، وتصرفه في ملك الغير بغير إذنه.

Selasa, 26 April 2016

Cara Memotong Kuku yang Dianjurkan

Masihkah mau memotong kuku asal-asalan? Tidakkah kita ingin meneladani apa yang diajarkan oleh Habibul Mahbub Rasulullah Saw sampai dengan hal yang terkecil dan remeh sekalipun? 

Menurut para ulama ada tiga tafsiran mengenai cara memotong kuku jari tangan kita, semuanya sepakat diawali dari kuku jari kanan terlebih dahulu.


Pendapat Pertama: Menurut Imam al Ghazali
 
Dimulai dari jari telunjuk kanan, terus sampai jari kelingking kanan, lalu (berpindah) ke jari kelingking yang kiri, terus sampai ibu jari (jempol) kiri, kemudian (pindah lagi) dan diakhiri dengan ibu jari kanan.

Berhati-hatilah!



Diriwayatkan bahwa dalam khutbahnya yang lain, Abu Bakar Ash-Shiddiq ra pernah berkata:

“Demi Allah, aku bukanlah orang terbaik di antara kalian. Aku dalam posisi dan keadaan terpaksa. Aku ingin di antara kalian ada yang mampu menggantikan posisiku ini. Apakah kalian mengira aku akan melaksanakan sunnah Rasulullah Saw secara penuh? Tidak, aku tidak mampu melaksanakan semuanya. Sesungguhnya Rasulullah Saw dijaga dengan wahyu, dan malaikat bersama beliau. Sementara setan bersamaku, yang selalu menggodaku. Jika aku marah maka menjauhlah dariku, agar aku tidak menzalimi rambut dan kulit kalian. Perhatikanlah ucapanku ini!”

Tegukan Hikmah:
Nasehat ini termaktub dalam Kitab Kanzul Ummal pada hadits nomor 14118.

Hisablah Diri Kalian



Diriwayatkan bahwa dalam salah satu khutbahnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq ra pernah berpesan:

“Hisablah diri kalian sebelum tiba waktu penghisaban kalian. Sungguh, tidaklah suatu kaum itu meninggalkan jihad fi sabilillah, kecuali Allah akan menimpakan kefakiran pada mereka. Dan tidaklah perbuatan zina itu merebak dalam suatu kaum, kecuali Allah akan menimpakan siksa-Nya pada mereka.”

Bersiap Menghadapi Kehilangan

Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama dia menganggur. Kondisi keuangan keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya, yaitu sandang dan pangan.

Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali ini pun akan membawa keberuntungan, yakni memperoleh sebuah pekerjaan.

Misi Hidup dalam Sebuah Kerja


Seorang wanita tua, bertubuh gemuk, dengan senyum jenaka di sela-sela pipinya yang bulat, duduk menggelar nasi bungkus dagangannya. Segera saja beberapa pekerja bangunan dan kuli angkut yang sudah menunggu sejak tadi mengerubungi dan membuatnya sibuk meladeni. Bagi mereka menu dan rasa bukan soal, yang terpenting adalah harganya yang luar biasa murah. Hampir mustahil ada orang yang bisa berdagang dengan harga sedemikian rendah.

Lalu apa untungnya?

Wanita itu terkekeh menjawab, “Bisa numpang makan dan beli sedikit sabun.” Tapi bukankan ia bisa menaikkan harga sedikit? Sekali lagi ia terkekeh. “Lalu bagaimana kuli-kuli itu bisa beli? Siapa yang mau menyediakan sarapan buat mereka?” katanya sambil menunjukkan para lelaki yang kini berlompatan ke atas truk pengantar mereka ke tempat kerja.

Tahlilan pada Hakikatnya adalah Majelis Dzikir


Tahlilan sebagaimana yang dipahami secara umum oleh masyarakat saat ini pada hakikatnya adalah aktivitas berdzikir bersama yang dilakukan oleh sekelompok orang. Sejumlah orang berkumpul, lalu membaca sejumlah kalimat dzikir kepada Allah yang satu di antaranya adalah kalimat tahlil, laa ilaaha illallaah. Tahlilan pada dasarnya adalah majelis dzikir. Di dalam sebuah majelis dzikir ada banyak kalimat dzikir yang bisa dilantunkan. Sekelompok orang bisa secara bersama-sama membaca tasbih, takbir, tahmid, istighfar, tahlil dan kalimat-kalimat lainnya yang mengingatkan mereka kepada Allah Swt. Amaliah semacam itu adalah sunnah, bukan bid’ah.


Pengertian dan Asal Mula Kata "Tahlilan"

Dewasa ini sebagian orang ada yang merasa alergi ketika mendengar kata "tahlilan". Setiap kata itu disebut di depannya, maka yang hadir di benaknya adalah itu perbuatan bid'ah yang haram dilakukan. Ketika diminta menunjukkan dalil pengharamannya, maka jawabannya Nabi Saw tidak pernah melakukannya. Untuk menguatkan dalilnya, ia akan mengatakan bahwa tahlilan itu merupakan ajaran agama Hindu yang diadopsi dan dimasukkan ke dalam Islam.

Benarkah pendapat yang demikian itu?

Untuk menjawabnya, saya akan mengajak Anda untuk menyimak uraian demi uraian di blog ini yang temanya berkaitan dengan tahlilan. Semoga dengannya Allah memberikan kejernihan hati pada kita sehingga bisa memahaminya dengan baik.