Allah menciptakan Nur Muhammad, atau
al-haqiqat al-Muhammadiyyah (Hakikat Muhammad) sebelum
menciptakan segala sesuatu. Nur Muhammad disebut sebagai pangkal atau asas dari
ciptaan. Ini adalah misteri dari hadis qudsi yang berbunyi “lawlaka, lawlaka, maa khalaqtu
al-aflaka—” Jika
bukan karena engkau, jika bukan karena engkau (wahai Muhammad), Aku tidak akan
menciptakan ufuk (alam) ini.”
Allah ingin dikenal, tetapi
pengenalan Diri-Nya pada Diri-Nya sendiri
menimbulkan pembatasan pertama (ta’ayyun awwal). Ketika Dia mengenal Diri-Nya
sebagai Sang Pencipta, maka Dia “membutuhkan” ciptaan agar nama “al-Khaliq” dapat direalisasikan. Tanpa
ciptaan, Dia tak bisa disebut sebagai “al-Khaliq”. Tanpa adanya objek yang kepadanya limpahan kasih sayang-Nya tercurah, maka Dia tak
bisa disebut “ar-Rahman”. Maka, perbendaharaan tersembunyi
dalam Diri-Nya itu rindu untuk dikenal, sehingga Dia menciptakan Dunia—seperti
dikatakan dalam hadis qudsi, “Aku adalah perbendaharaan tersembunyi, Aku rindu
untuk dikenal, maka kuciptakan Dunia.”